Menembus Langit Pecahkan Rekor Muri Terbangkan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Setinggi 10 KM pada hari Sumpah Pemuda ke-88 (28/10/2016) setelah lepas landas dari Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN di Pamengpeuk, Garut jam 6.20 pagi. Tonggak sejarah aeronautika Indonesia ini juga disaksikan oleh sejumlah wartawan termasuk Jalantikus.com, partner dan semua pihak yang terlibat di Control Room, gedung Cyber Jakarta.
Meski
belum berhasil mencapai ketinggian 30 KM yang ditargetkan sebelumnya,
UAV Mi-X1 berhasil kembali dengan selamat ke titik awal setelah
mengalami gangguan sensor GPS di ketinggian 10.2KM. Sebelumnya, AeroTerrascan dan LAPAN berhasil melakukan trial flight pada tanggal 27 Agustus 2016 lalu dan sempat menerbangkan UAV Mi-X1 hingga ketinggian 12.8KM. Secanggih apa sih Pesawat Ulang Alik Stratosfer Tanpa Awak buatan anak negeri ini?
Yuk, Kenalan Dengan UAV A1-X1
Sebagai drone buatan lokal, UAV Ai-X1 tergolong canggih. Pesawat Tanpa Awak yang didesain dan diproduksi oleh AeroTerrascan ini memiliki panjang 621.14 x 1006 cm dengan bobot 2.7 kg. Airframe Ai-X1 dibuat dari bahan fiber composite dengan carbon reinformcement. Dengan ukuran 11x6 inci Propelernya sendiri memungkinkan untuk ditekuk dan akan diputar oleh motor elektrik. Ai-X1 juga menggunakan sistem autopilot berbasis APM yang dilengkapi dengan airspeed sensor, GPS, radio telemetry 900Mhz, dan video transmitter 1.2Ghz. Tenaga UAV Ai-X1 berasal dari baterai LiPo 4S dengan kapasitas 22000MAh dan 3S 4000mAh.
Sejatinya, UAV Ai-X1 yang dilengkapi dengan sensor meteorologi dan kamera 360
ini akan melakukan ekspedisi di ketinggian 30KM (Stratosfer), mengambil
data cuaca dan kondisi di ketinggian tersebut, lalu berputar-putar
menurun kembali ke lokasi peluncuran. Kemampuannya untuk kembali secara
otomatis ke titik awal membuat Ai-X1 berpotensi untuk menjadi wahana
ulang alik (reusable) yang bisa digunakan kembali di kemudian hari untuk menyelesaikan misi selanjutnya.
Harapan dari program Menembus Langit secara teknologi adalah agar di kemudian hari tercipta UAV berjenis High Altitude Long Endurance
(HALE) dari Indonesia yang bisa digunakan untuk beragam keperluan
negara seperti penerapan di bidang maritim, dan bahkan beralih fungsi
menjadi pengganti satelit untuk komunikasi.
Ingin tahu lebih jauh mengenai Program Menembus Langit? Kunjungi website mereka di Menembus Langit atau follow akun twitter mereka di @MenembusLangit